hai
lihatlah
Terik siang ini,
Seringai singa-singa lapar
Denting-denting hujam dan tebas
Peluh yang tak kunjung mengering dan setia
Detak-detak merangkuli tiap nafas yang memburu
Memilih jalan-jalan sukar, hidup dan mati rupa keniscayaan
Panggul pikul sampai pinggul
Tergores rapi sayat-sayatnya
Terkulai rebah dan melemah
Terkapar mengais nasib lelah
Tegak tonggak slalu berubah
Di kota yang menyimpan lara
Tercecer serpihan tawa duka
Berlarian anak bumi persada
Putuskan tali ari dan uratnya
Sekali
Takkan lagi
Terulang kembali
tak pula berbelas kasih
indung-indung yang terjaga
tak bersuara bersama gemerisik
angin dan daun, bintang bulan menulis
Iringan harap masih merambat merayap-rayap
Sela-sela dinding yang menyekat lekat terbenam pekat
Dan di sini, tumpukan mayat-mayat tersungkur terbujur kaku
Bangil 22062012 23:21
0 komentar:
Posting Komentar